Game Among Us dan beberapa Fenomena Game “Hype Sesaat”

Hayyu.my.id – Di jaman modern yang berkembang pesat, tak bisa dipungkiri bahwa satu brand bisa memperoleh kepopuleran instan berkat keunikannya, namun tak menutup kemungkinan pula bisa redup apalagi hanya dalam hitungan minggu.
Hal ini sebenarnya tak berlangsung terhadap Youtuber, Brand, atau suatu product spesifik saja melainkan terhitung dirasakan oleh dunia games. Di jaman pandemi Covid-19 dimana kami sebagian kali diwajibkan work from home (WFH) dan PSBB, banyak yang melampiaskan kebosanan lewat games.
Sudah jadi rahasia lazim pula bahwa banyak games yang naik daun dan mendapat kepopuleran yang terlampau tinggi namun sebagian Minggu atau Bulan berikutnya nama game selanjutnya sudah tak terdengar lagi.
Fenomena selanjutnya biasa disebut oleh para gamers sebagai game yang “Hype Sesaat” alias game yang hanya asyik dimainkan terhadap sebagian sementara saja. 
Saat sudah meraih level spesifik atau titik kepuasan tertentu, maka si player bakal jadi suntuk dan meninggalkan game selanjutnya selanjutnya ubah ke game lainnya yg hype/akan hype.
Bila suatu game yg hype sudah jadi ditinggalkan pemain setianya, kebanyakan bakal sukar untuk menggaet kembali pemain lama tersebut. Alasannya simpel, mindset pemain pasti berpikiran bahwa game selanjutnya sudah outdated atau ketinggalan zaman.
Maka dari itu, justru game yang tengah naik daun itulah yang perlu memberi tambahan inovasi unik terhadap gamenya selanjutnya agar senantiasa diminati para penggemarnya. Bila suatu game sudah meledak, maka tak gampang memperoleh momentum seperti itu kembali kedepannya. Bahkan nyaris tak mungkin.
Nah Kompasianer, selanjutnya 5 games yang sempat viral terhadap masanya namun kini jarang apalagi ada yang tak terdengar mirip sekali.

1. Among Us

Ya tentu, Among Us sebagai game yang paling baru viral aku taruh di urutan pertama. Game yang viral kira-kira bulan Agustus sampai awal Oktober 2020 ini sekarang sudah mengalami penurunan yang bisa dibilang lumayan drastis.
Game dengan 100 juta lebih downloader di Play Store ini sepertinya gagal menjaga momentum yang didapat sementara jaman pandemi Covid-19 ini. Dengan tema permainan tuduh-tuduhan mirip seperti game Werewolf, game Among Us sempat digandrungi karena konsep yang tidak sama dan unik.
Ada dua role yang bisa didapat yakni Crewmates dan Impostor, game ini sukses booming apalagi tampil di beraneka macam platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan banyak lainnya. Namun game ini terlampau rentan bakal kebosanan karena gameplay nya yang monoton.
Dan benar saja, di tengah bulan Oktober ini game Among Us sudah jarang menghiasi timeline Instagram atau TikTok kita. Bisa dibilang, game Among Us ini adalah game yang jaman kepopulerannya berakhir paling cepat dibanding 4 game dibawah lainnya.

2. Pokemon GO

Hayo ngaku, siapa yang pernah bela-belain terlihat rumah dan jalur kaki seharian atau naik motor hanya untuk berburu Pokemon? Kalau pernah, kami mirip Kompasianer. Good old days.
Tapi sayangnya, game Pokemon GO yang rilis di bulan Juli 2016 ini tak bertahan lama. Saya pun jadi saksi betapa cepatnya orang-orang berganti hati dari Pokemon GO ke Mobile Legends, PUBG, atau game kondang lainnya di 2016 tersebut.
Kejenuhan para pemain selanjutnya lumayan beralasan karena sebenarnya tak ada update yang vital dari developer fungsi menaikkan kualitas Pokemon GO itu sendiri. Bahkan banyak lihat negatif di Play Store perihal Pokemon GO. Banyak bug seperti in-game battle dan bug lokasi, konsep free-to-play yang jadi pay-to-win, sampai menambahkan Pokemon baru yang terkesan lamban di 2016 yang lalu.

3. Clash of Clans

Siapa yang tidak pernah bermain Clash of Clans? Yap, sebagian besar orang pasti pernah setidaknya mencoba permainan ini. Game yang rilis di th. 2012 ini sudah di download lebih dari 500 juta orang di Play Store.
Tapi sayang, nama Clash of Clans kini sudah terlampau jarang terdengar. Bahkan, banyak anggapan bahwa game ini sudah kuno dan berpikiran bahwa game ini sudah tamat. 
Tergerusnya game yang biasa disingkat CoC ini bisa jadi karena banyak yang sudah meraih tingkat spesifik di game ini selanjutnya jadi suntuk dan menjual akunnya. Level tertinggi ketika aku tetap aktif bermain adalah level 13 untuk Town Hall.
Lambat laun ketika game seperti Pokemon GO, Mobile Legends, dan sesama game keluaran Supercell “Clash Royale” muncul, maka game Clash of Clans makin lama kehilangan pemain aktifnya. Tak jarang orang-orang yang tetap memainkan game ini hanya login untuk collect gold dan elixir, attack, selanjutnya log out.
Sebenarnya CoC terbilang sukses dalam menjaga momentum yang mereka peroleh. Terhitung 2 atau 3 th. mereka bisa bertahan memegang predikat sebagai “Game Terpopuler”. Namun sebenarnya di 2020 ini, game CoC sudah tak begitu diminati kembali oleh masyarakat.

4. Line Let’s Get Rich

Dengan mempunyai embel-embel “Line”, Line Let’s Get Rich bisa dikatakan tidak benar satu game dari Line yang paling sukses terhadap masanya. Rilis th. 2013, Line Let’s Get Rich sukses mengumpulkan lebih dari 50 juta download di Play Store.
Jumlah pemainnya sebenarnya tak sebanyak CoC atau Pokemon GO, karena Line Let’s Get Rich sendiri lebih menyasar pasar Indonesia. Game ini pun lumayan kondang dan lumayan stabil dengan pemain loyal yang bisa dibilang banyak.
Namun memasuki th. 2016 dimana banyak game baru dengan konsep yang lebih menarik, Line Let’s Get Rich perlahan ditinggalkan para penggunanya. Selain inovasi yang condong tidak dominan, ada sebagian alasan yang memicu pengguna tidak cukup nyaman dengan game ini.
Pertama pasti karena konsep game Line Let’s Get Rich yang terlampau pay-to-win, dimana aku sendiri merasakan apabila kartu dan dadu kami cupu, maka sudah nyaris pasti kekalahan di depan mata menanti. 
Kedua, aku rasa karena kemungkinan pemain terhitung suntuk dengan konsep game monopoli yang monoton, memicu game ini tertinggal dari game yang mempunyai gameplay dinamis seperti Mobile Legends, PUBG Mobile atau Free Fire.

5. Flappy Bird

Siapa yang tetap ingat dengan game yang satu ini? Ya, sebenarnya game yang unik terhadap masanya ini meninggalkan memori indah sementara kami beradu banyak-banyakan skor dengan teman. Game keluaran 2013 ini dengan cepat viral dan jadi terlampau sukses.
Tercatat lewat Forbes, Flappy Bird apalagi bisa mengantongi 50.000 US Dollar di 2013 hanya dari advertisement. Game ini pun tak bisa kembali kami mainkan di bulan Februari 2014, karena sang pembuat game ini, Dong Nguyen sudah mencabut game buatannya sendiri dari App Store dan Google Play.
Dong Nguyen mengungkapkan ia jadi bersalah karena sudah memicu banyak orang jadi adiktif terhadap game miliknya. Terlepas dari itu, game Flappy Bird sebenarnya terlampau viral dan adiktif.
Ini terhitung jadi game yang hanya “Hype Sesaat” karena sementara di launch kembali terhadap Agustus 2014 dengan nama “Flappy Birds Family” yang dirilis spesifik untuk Amazon Fire TV. 
Namun karena momentum viralnya sudah lewat, maka game ini tak se-booming sementara pertama launching. Game ini pun jadi cuma satu game yang hype nya lewat bukan karena kalah saing, melainkan keinginan si owner sendiri. 

Tinggalkan komentar